Twitter Pertimbangkan Biaya untuk Fitur Premium

Jakarta - Sebuah survei disebar Twitter kepada para pengguna. Isinya pertanyaan mengenai ketertarikan pengguna bila fitur premium di layanan Twitter dikenai biaya.
Adapun fitur premium yang dimaksud antara lain adalah fungsi analitik, news alert, dan tool untuk menuliskan postingan di TweetDeck. Sejauh ini TweetDeck sendiri masih bisa dimanfaatkan secara gratis oleh pengguna Twitter.
Namun sejak diakuisisi oleh Twitter pada 2011 lalu, TweetDeck memang belum mendapat update apapun. Survei yang dilakukan Twitter pun disebut-sebut juga sebagai salah satu cara untuk menghadirkan improvisasi di aplikasi tersebut.
"Kami sedang melakukan survei ini untuk menilai minat baru, versi yang lebih ditingkatkan dari TweetDeck," tulis Twitter, seperti detikINET kutip dari The Next Web, Sabtu (25/3/2017).
Tapi di balik improvisasi yang akan hadir di versi terbaru TweetDeck, sepertinya Twitter akan meminta bayaran. Pasalnya dalam pernyataan Twitter, media sosial ini menyebut akan melakukan investasi demi improvisasi di versi baru TweetDeck.
"Kami secara teratur melakukan penelitian pengguna untuk mengumpulkan umpan balik tentang pengalaman Twitter rakyat dan untuk lebih menginformasikan keputusan investasi produk kami, dan kami mencari beberapa cara untuk membuat TweetDeck lebih berharga untuk para professional," imbuh Twitter.
Karena masih sebatas survei, tentu keputusan adanya biaya untuk penggunaan fitur premium di TweetDeck masih belum bisa dipastikan. Pasalnya hasil survei akan menjadi pertimbangan Twitter apakah penggunaan TweetDeck bakal dikenai biaya, atau masih akan terus digratiskan. (yud/rou)
Adapun fitur premium yang dimaksud antara lain adalah fungsi analitik, news alert, dan tool untuk menuliskan postingan di TweetDeck. Sejauh ini TweetDeck sendiri masih bisa dimanfaatkan secara gratis oleh pengguna Twitter.
Namun sejak diakuisisi oleh Twitter pada 2011 lalu, TweetDeck memang belum mendapat update apapun. Survei yang dilakukan Twitter pun disebut-sebut juga sebagai salah satu cara untuk menghadirkan improvisasi di aplikasi tersebut.
"Kami sedang melakukan survei ini untuk menilai minat baru, versi yang lebih ditingkatkan dari TweetDeck," tulis Twitter, seperti detikINET kutip dari The Next Web, Sabtu (25/3/2017).
Tapi di balik improvisasi yang akan hadir di versi terbaru TweetDeck, sepertinya Twitter akan meminta bayaran. Pasalnya dalam pernyataan Twitter, media sosial ini menyebut akan melakukan investasi demi improvisasi di versi baru TweetDeck.
"Kami secara teratur melakukan penelitian pengguna untuk mengumpulkan umpan balik tentang pengalaman Twitter rakyat dan untuk lebih menginformasikan keputusan investasi produk kami, dan kami mencari beberapa cara untuk membuat TweetDeck lebih berharga untuk para professional," imbuh Twitter.
Karena masih sebatas survei, tentu keputusan adanya biaya untuk penggunaan fitur premium di TweetDeck masih belum bisa dipastikan. Pasalnya hasil survei akan menjadi pertimbangan Twitter apakah penggunaan TweetDeck bakal dikenai biaya, atau masih akan terus digratiskan. (yud/rou)
Sumber
0 Response to "Twitter Pertimbangkan Biaya untuk Fitur Premium"
Post a Comment