Lelang 2,1 GHz dan 2,3 GHz Diimbau Lihat Kondisi Operator

Jakarta - Hutchison 3 Indonesia mengklaim menjadi operator seluler dengan pengguna data tertinggi kedua di Indonesia. Untuk itu, mereka 'ngebet' mendapatkan spektrum tambahan dengan ikut serta lelang frekuensi 2,1 GHz dan 2,3 GHz.
Wakil Direktur Utama Tri, Muhammad Danny Buldansyah, mengatakan saat ini operator yang dikenal dengan brand Tri punya sekitar 80% dari 60 juta pelanggannya yang merupakan pengguna Data.
"Tentu kita akan ikut lelang di 2,1 GHz dan juga 2,3 GHz tapi kita prioritaskan yang di 2,1 GHz," kata Danny ketika dihubungi.
Keinginan Tri untuk tambah spektrum, karena operator ini yang lebih 'terjepit' dibanding operator lainnya, karena hanya menguasai lebar spektrum 20 MHz, dimana 10 MHz di frekuensi 1.800 MHz dan 10 MHz lagi di 2,1 GHz. Sementara ketiga operator lainnya menguasai spektrum 900 MHz, 1.800 MHz, dan 2,1 GHz dengan lebar pita 40 MHz lebih.
Sementara ada tiga blok yang direncanakan dilelang, yaitu dua blok di 2,1 GHz dengan masing-masing selebar 5 MHz dan satu blok di 2,3 GHz dengan lebar 15 MHz. Sejatinya di 2,3 GHz ada 30 MHz yang kosong, tetapi pemerintah hanya melelang 15 MHz.
Maka dari itu, dikatakan Danny, pemerintah dalam melakukan lelang frekuensi disarankan tak hanya melihat dari penawaran dengan harga tertinggi saja. Melainkan melihat kebutuhan operator yang membutuhkan kapasitas untuk menggelar 3G dan 4G lewat spektrum tambahan.
Bila Tri menang, Danny mengatakan akan melakukan ekspansi layanan di kota-kota besar, bukan membuka layanan di tempat baru. "Pastinya kita ekspansi di daerah yang membutuhkan kapasitas, yang sudah padat. Kita takkan buka di tempat baru, kalau seperti itu kita pakai spektrum yang ada saja," jelasnya.
Diberitakan sebelumnya, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara akan menerbitkan Peraturan Menteri (Permen) pada bulan Mei ini. Aturan itu akan jadi payung untuk menentukan lelang, kemudian selanjutnya dilakukan refarming (penataang ulang blok frekuensi).
"Untuk tender 2,1 GHz dan 2,3 Ghz, Mei ini akan dikeluarkan Peraturan Menteri (Permen) untuk tender kedua frekuensi itu," papar menteri yang akrab disapa Chief RA ini belum lama ini dalam sebuah kesempatan di Jakarta.
Menkominfo selalu mengatakan bahwa lelang frekuensi 2,1 GHz dan 2,3 GHz ini untuk memenuhi operator yang membutuhkan kapasitas tambahan di kota-kota besar, seperti Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, dan Surabaya.
Mengetahui persyaratan itu, Danny mengharapkan pemerintah melakukan lelang dengan memperhatikan operator yang memenuhi syarat. "Kita harap pemerintah tak hanya melihat penawaran harga tertinggi saja, tetapi kebutuhan operator yang memenuhi syarat," ucap Danny. (fyk/fyk)
Wakil Direktur Utama Tri, Muhammad Danny Buldansyah, mengatakan saat ini operator yang dikenal dengan brand Tri punya sekitar 80% dari 60 juta pelanggannya yang merupakan pengguna Data.
"Tentu kita akan ikut lelang di 2,1 GHz dan juga 2,3 GHz tapi kita prioritaskan yang di 2,1 GHz," kata Danny ketika dihubungi.
Keinginan Tri untuk tambah spektrum, karena operator ini yang lebih 'terjepit' dibanding operator lainnya, karena hanya menguasai lebar spektrum 20 MHz, dimana 10 MHz di frekuensi 1.800 MHz dan 10 MHz lagi di 2,1 GHz. Sementara ketiga operator lainnya menguasai spektrum 900 MHz, 1.800 MHz, dan 2,1 GHz dengan lebar pita 40 MHz lebih.
Sementara ada tiga blok yang direncanakan dilelang, yaitu dua blok di 2,1 GHz dengan masing-masing selebar 5 MHz dan satu blok di 2,3 GHz dengan lebar 15 MHz. Sejatinya di 2,3 GHz ada 30 MHz yang kosong, tetapi pemerintah hanya melelang 15 MHz.
Maka dari itu, dikatakan Danny, pemerintah dalam melakukan lelang frekuensi disarankan tak hanya melihat dari penawaran dengan harga tertinggi saja. Melainkan melihat kebutuhan operator yang membutuhkan kapasitas untuk menggelar 3G dan 4G lewat spektrum tambahan.
Bila Tri menang, Danny mengatakan akan melakukan ekspansi layanan di kota-kota besar, bukan membuka layanan di tempat baru. "Pastinya kita ekspansi di daerah yang membutuhkan kapasitas, yang sudah padat. Kita takkan buka di tempat baru, kalau seperti itu kita pakai spektrum yang ada saja," jelasnya.
Diberitakan sebelumnya, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Rudiantara akan menerbitkan Peraturan Menteri (Permen) pada bulan Mei ini. Aturan itu akan jadi payung untuk menentukan lelang, kemudian selanjutnya dilakukan refarming (penataang ulang blok frekuensi).
"Untuk tender 2,1 GHz dan 2,3 Ghz, Mei ini akan dikeluarkan Peraturan Menteri (Permen) untuk tender kedua frekuensi itu," papar menteri yang akrab disapa Chief RA ini belum lama ini dalam sebuah kesempatan di Jakarta.
Menkominfo selalu mengatakan bahwa lelang frekuensi 2,1 GHz dan 2,3 GHz ini untuk memenuhi operator yang membutuhkan kapasitas tambahan di kota-kota besar, seperti Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, dan Surabaya.
Mengetahui persyaratan itu, Danny mengharapkan pemerintah melakukan lelang dengan memperhatikan operator yang memenuhi syarat. "Kita harap pemerintah tak hanya melihat penawaran harga tertinggi saja, tetapi kebutuhan operator yang memenuhi syarat," ucap Danny. (fyk/fyk)
Sumber
0 Response to "Lelang 2,1 GHz dan 2,3 GHz Diimbau Lihat Kondisi Operator"
Post a Comment