Gandeng Jepang, Siaran TV Bisa Tembus Pelosok Indonesia

Jakarta - Sebagai negara kepulauan, Indonesia masih cukup kesulitan dalam melakukan pembangunan infrastruktur di daerah pinggiran, termasuk soal penyiaran. Melihat kondisi itu, Jepang pun menawarkan kepada Indonesia infrastruktur penyiaran hingga wilayah pelosok.
Dengan demikian, nanti daerah yang berada di 3T (Terdepan, Terluar, dan Tertinggal) akan mendapatkan siaran seperti yang dirasakan di kota-kota pusat.
Pembahasan itu terjadi dan terangkum dalam kerjasama Government to Government (G2G) antara Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) RI dengan Kementerian Infokom Jepang.
"(Kerjasama) ini tindak lanjut yang telah ditandatangani oleh Pak Menteri (Rudiantara) pada tahun 2015. Ada banyak kerjasama, termasuk bidang penyiaran yang terkait penyebaran penyiaran ke daerah-daerah," ujar Dirjen PPI, Kementerian Komifo, Ahmad Ramli di Kempinski, Jakarta, Selasa (2/4/2017).
Dengan kesepakatan ini, Jepang akan membangun infrastruktur penyiaran yang memungkinkan masyarakat di daerah pelosok Indonesia menerima siaran.
Hal itu bisa terjadi karena Jepang memanfaatkan infrastruktur yang disebut 1seg, berupa layanan untuk televisi teresterial digital yang diterima di daerah remote (terpencil).
Ahmad mengaku belum mengetahui berapa target daerah yang akan dibangun infrastruktur penyiaran ini. Namun sebelumnya, Negeri Matahari Terbit itu telah melakukan uji coba pada tahun lalu.
"Berikutnya kita akan evaluasi uji coba itu, apakah bisa diterapkan dengan skema-skema ketentuan Jepang di Indonesia. Jadi, yang sekarang ini adalah apa yang sudah dan akan kita lakukan ke depan," kata Ahmad.
"Tahun lalu mereka lakukan uji coba di delapan daerah, salah satunya di Biak. Untuk saat ini, mereka sedang survei dan kami tawarkan di daerah yang susah, kalau mudah tentu operator TV juga bisa," tambahnya.
Tak hanya soal penyiaran, kerjasama ini juga mencantumkan kesepakatan mengenai TIK secara lebih luas, salah satunya juga soal monitoring kebencanaan. (fyk/fyk)
Dengan demikian, nanti daerah yang berada di 3T (Terdepan, Terluar, dan Tertinggal) akan mendapatkan siaran seperti yang dirasakan di kota-kota pusat.
Pembahasan itu terjadi dan terangkum dalam kerjasama Government to Government (G2G) antara Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) RI dengan Kementerian Infokom Jepang.
"(Kerjasama) ini tindak lanjut yang telah ditandatangani oleh Pak Menteri (Rudiantara) pada tahun 2015. Ada banyak kerjasama, termasuk bidang penyiaran yang terkait penyebaran penyiaran ke daerah-daerah," ujar Dirjen PPI, Kementerian Komifo, Ahmad Ramli di Kempinski, Jakarta, Selasa (2/4/2017).
Dengan kesepakatan ini, Jepang akan membangun infrastruktur penyiaran yang memungkinkan masyarakat di daerah pelosok Indonesia menerima siaran.
Hal itu bisa terjadi karena Jepang memanfaatkan infrastruktur yang disebut 1seg, berupa layanan untuk televisi teresterial digital yang diterima di daerah remote (terpencil).
Ahmad mengaku belum mengetahui berapa target daerah yang akan dibangun infrastruktur penyiaran ini. Namun sebelumnya, Negeri Matahari Terbit itu telah melakukan uji coba pada tahun lalu.
"Berikutnya kita akan evaluasi uji coba itu, apakah bisa diterapkan dengan skema-skema ketentuan Jepang di Indonesia. Jadi, yang sekarang ini adalah apa yang sudah dan akan kita lakukan ke depan," kata Ahmad.
"Tahun lalu mereka lakukan uji coba di delapan daerah, salah satunya di Biak. Untuk saat ini, mereka sedang survei dan kami tawarkan di daerah yang susah, kalau mudah tentu operator TV juga bisa," tambahnya.
Tak hanya soal penyiaran, kerjasama ini juga mencantumkan kesepakatan mengenai TIK secara lebih luas, salah satunya juga soal monitoring kebencanaan. (fyk/fyk)
Sumber
0 Response to "Gandeng Jepang, Siaran TV Bisa Tembus Pelosok Indonesia"
Post a Comment