Hacker Mulai Getol Incar Celah di Aplikasi



Jakarta - Kejahatan siber atau lebih dikenal dengan nama cyber crime, kini semakin canggih saja. Para pelakunya tak lagi hanya menyasar lewat network atau jaringan, tapi juga melalui celah lain di tangan pengguna.

Para hacker ini diklaim telah menemukan celah lain yang bisa dibobol, yakni melalui aplikasi, sebuah media yang menjadi pintu utama berinteraksi dengan konsumen.

Karena itu, untuk saat ini, para pembuat atau pemilik aplikasi sudah menjadi kewajiban untuk memproteksi aplikasi mereka degan sistem keamanan yang memadai.

Alasannya, dari aplikasi tersebut, hacker bisa saja melakukan infiltrasi langsung ke dalam sistem internal perusahaan. Andaikan perusahaan ini bergerak di bidang finansial, perbankan, atau industri telekomunikasi, tak bisa dibayangkan berapa kerugian yang harus ditanggung oleh perusahaan.

Tak hanya kerugian material, yang paling mahal biayanya adalah mengembalikan kepercayaan pelanggan mereka. Fakta-fakta tersebut dipaparkan oleh Fetra Syahbana, Country Manager, Indonesia, F5 Networks.

"Yang musti diingat, saat ini bisa dibilang tak ada lagi sistim yang benar-benar aman. Jika ada perusahaan yang menyatakan bahwa sistim keamanan siber yang mereka miliki adalah yang paling aman, itu sama saja membuat para hacker penasaran untuk membobolnya," ujarnya.

"Maka tak heran, jika banyak perusahaan yang tidak menyosialisasikan sistem keamanan yang mereka miliki secara terang-terangan ke publik," paparnya lebih lanjut, Selasa (9/5/2017).

Fetra menegaskan bahwa website atau sebuah aplikasi perusahaan yang berhasil diretas oleh hacker, tentu membuat para pelanggannya mempertanyakan sistim keamanan perusahaan tersebut.

"Ujung-ujungnya bisa merusak reputasi perusahaan itu. Contoh terbaru yang dialami oleh salah satu operator telekomunikasi terkemuka di Tanah Air," ujarnya tanpa merasa perlu menyebut operator yang dimaksud.

Kasus operator telekomunikasi tersebut, lanjut Fetra belum menyebabkan kerugian finansial, tapi lebih ke arah reputasi yang dirusak. Padahal, reputasi itu harganya tak bisa diukur alias priceless.

Fetra melihat bahwa berbagai kasus peretasan yang terjadi akhir-akhir ini lebih kepada keamanan cyber yang harus diperhatikan. Bukan hanya firewall tapi juga deteksi dini.

"Selain itu, end to end security juga penting karena bisa dari desktop sampai perangkat mobile," tukas dia.

Lama pemulihan suatu website yang terkena deface pun tak bisa ditentukan, karena tergantung kerusakan atau damage yang dihasilkan.

"Kalau memang sudah damage parah banget, tentu butuh waktu (lama). Tapi kalau damage nggak terlalu parah bisa dipulihkan cepat," jelasnya. "Perusahaan telco harus shut down website terlebih dulu, lalu diperbaiki, dan launch web kembali," pungkasnya. (rou/yud)


Sumber

0 Response to "Hacker Mulai Getol Incar Celah di Aplikasi"

Post a Comment

ADS-1

ADS-2

ADS-3

ADS-4