Vladimir Putin Samakan WannaCry dengan Jin

Jakarta - Presiden Rusia Vladimir Putin menyalahkan intelijen Amerika Serikat perihal penyebaran ransomware WannaCry yang bikin heboh. Ia pun menyamakan ransomware itu dengan mahluk halus, yaitu jin.
Menurutnya, intelijen AS seharusnya berhati-hati ketika menciptakan software yang berpotensi menjadi malware berbahaya seperti WannaCry, yang memang berbasis dari sebuah software untuk peretasan yang dibuat oleh National Security Agency (NSA).
"Setelah jin semacam ini keluar dari lampunya, terlebih lagi jika dibuat oleh intelijen, dapat merugikan penulis dan penciptanya," ujar Putin saat menghadiri KTT internasional di Beijing, China, demikian dikutip detikINET dari Daily Mail, Selasa (16/5/2017).
Putin mengklaim tak ada kerusakan berarti yang ditimbulkan oleh WannaCry di Rusia, termasuk pada sistem perbankan dan pelayanan kesehatan. Meski begitu, menurutnya penyebaran WannaCry ini menimbulkan kecemasan bagi banyak pihak.
Meski tak ada kerusakan berarti, ada sekitar seribu komputer di kantor Kementerian Dalam Negeri Rusia yang terkena ransomware ini. Namun kabarnya tak ada informasi penting yang hilang dalam serangan tersebut.
Ransomware WannaCry berbasis pada program yang dikembangkan National Security Agency (NSA) milik Amerika Serikat. WannaCry akan menyandera data korban dan meminta uang tebusan jika korbannya ingin data tersebut dikembalikan.
WannaCry memanfaatkan celah keamanan di sistem operasi jadul Microsoft, juga sistem operasi anyar yang tak memperbarui patch keamanannya. Menurut Europol, ransomware ini mulai menyerang pada Jumat (12/5/2017) lalu dan dua hari kemudian sudah menginfeksi sekitar 200 ribu komputer di 150 negara. (asj/fyk)
Menurutnya, intelijen AS seharusnya berhati-hati ketika menciptakan software yang berpotensi menjadi malware berbahaya seperti WannaCry, yang memang berbasis dari sebuah software untuk peretasan yang dibuat oleh National Security Agency (NSA).
"Setelah jin semacam ini keluar dari lampunya, terlebih lagi jika dibuat oleh intelijen, dapat merugikan penulis dan penciptanya," ujar Putin saat menghadiri KTT internasional di Beijing, China, demikian dikutip detikINET dari Daily Mail, Selasa (16/5/2017).
Putin mengklaim tak ada kerusakan berarti yang ditimbulkan oleh WannaCry di Rusia, termasuk pada sistem perbankan dan pelayanan kesehatan. Meski begitu, menurutnya penyebaran WannaCry ini menimbulkan kecemasan bagi banyak pihak.
Meski tak ada kerusakan berarti, ada sekitar seribu komputer di kantor Kementerian Dalam Negeri Rusia yang terkena ransomware ini. Namun kabarnya tak ada informasi penting yang hilang dalam serangan tersebut.
Ransomware WannaCry berbasis pada program yang dikembangkan National Security Agency (NSA) milik Amerika Serikat. WannaCry akan menyandera data korban dan meminta uang tebusan jika korbannya ingin data tersebut dikembalikan.
WannaCry memanfaatkan celah keamanan di sistem operasi jadul Microsoft, juga sistem operasi anyar yang tak memperbarui patch keamanannya. Menurut Europol, ransomware ini mulai menyerang pada Jumat (12/5/2017) lalu dan dua hari kemudian sudah menginfeksi sekitar 200 ribu komputer di 150 negara. (asj/fyk)
Sumber
0 Response to "Vladimir Putin Samakan WannaCry dengan Jin"
Post a Comment