13 Juta Komputer di Indonesia Terinfeksi Malware Fireball

Jakarta - Indonesia kerap menjadi target serangan malware dunia. Setelah WannaCry, kini jutaan komputer di Tanah Air ditengarai terinfeksi malware Fireball.
Hal tersebut tertuang dalam laporan lembaga riset keamanan Check Point. Mereka menemukan lebih dari 250 juta komputer di seluruh dunia terjangkit Fireball. Ada pun lima negara yang paling banyak terinfeksi meliputi:
- 25,3 juta di India (10,1%)
- 24,1 juta di Brasil (9,6%)
- 16,1 juta di Meksiko (6,4%)
- 13,1 juta di Indonesia (5,2%)
- 5,5 juta di Amerika Serikat (2,2%)
Menanggapi laporan ini, praktisi keamanan internet dari Vaksincom Alfons Tanujaya tidak terlalu kaget Indonesia masuk dalam daftar. Pasalnya pengguna internet di Tanah Air mencapai 100 juta.
"Wajar sekali, 13 juta itu sekitar 10% daru jumlah pengakses internet. Jaringan internet itu kan terhubung secara global, maka kalo ada negara lain yang 'pilek', kita juga kebagian," kata Alfons saat dihubungi detikINET, Sabtu (6/3/2017).
Dijelaskan Alfons, Fireball sejenis adware, dikenal dengan nama PUP (Potentially Unwanted Program). PUP biasanya menumpang freeware atau software gratis. Biasanya berbentuk program dan akan terinstal secara diam-diam.
Tujuan PUP biasanya untuk mendapatkan keuntungan dari iklan yang dialihkan. Karenanya mayoritas malware ini menginfeksi browser.
"Setiap kali pengguna komputer mencari sesuatu dari search engine, maka hasil pencarian akan dimanipulasi dan dialihkan ke situs lain yang memberikan keuntungan finansial bagi mereka," papar Alfons.
Kendati secara teknis bisa digunakan untuk aktivitas jahat, tapi Fireball tidak akan merusak sistem atau menghancurkan data komputer korbannya seperti yang dilakukan WannaCry.
"Kalo sampai merusak sistem itu malah merugikan mereka. Karena penghasilan dari iklan akan hilang. Mereka akan berusaha melakukan aktivitas sesenyap mungkin," terang Alfons.
Antisipasi
Jika ingin mengecek apakah komputer terinfeksi Fireball cukup mudah. Lakukan pengecekan sebagai berikut:
- Apakah Anda dapat mengatur homepage?
- Apakah Anda bisa memodifikasi homepage browser?
- Apakah Anda familiar dengan search engine default? Bisakah dimodifikasi?
- Pastikan ekstensi browser yang Anda telah instal?
Jika sulit dilakukan, kemungkinan komputer Anda terkena Fireball. Tapi tidak perlu khawatir, kita dapat menghapusnya. Cukup uninstall aplikasi tersebut dan reset browser ke settingan default. Bisa juga dibantu dengan aplikasi pihak ketiga
"Bisa menggunakan CC Cleaner dan Malwarebytes. Jika membandel bisa pakai Revo Uninstaller," saran Alfons.
Agar ke depannya terhindar dari serangan adware semacam Fireball ini, Alfons pun membagikan tips:
1- Hindari menggunakan freeware khususnya yang mengandung PUP.
2. Sewaktu install aplikasi, perhatikan dengan terliti layar instalasi. Karena persetujuan instal PUP dibuat agak tersembunyi supaya korbannya tidak menyadari.
3. Gunakan antivirus yang mampu mendeteksi PUP.
4. Jangan mudah mengklik Yes atau Next tanpa membaca atau mengerti informasi yang ada di dalamnya. (afr/afr)
- 25,3 juta di India (10,1%)
- 24,1 juta di Brasil (9,6%)
- 16,1 juta di Meksiko (6,4%)
- 13,1 juta di Indonesia (5,2%)
- 5,5 juta di Amerika Serikat (2,2%)
Menanggapi laporan ini, praktisi keamanan internet dari Vaksincom Alfons Tanujaya tidak terlalu kaget Indonesia masuk dalam daftar. Pasalnya pengguna internet di Tanah Air mencapai 100 juta.
"Wajar sekali, 13 juta itu sekitar 10% daru jumlah pengakses internet. Jaringan internet itu kan terhubung secara global, maka kalo ada negara lain yang 'pilek', kita juga kebagian," kata Alfons saat dihubungi detikINET, Sabtu (6/3/2017).
Dijelaskan Alfons, Fireball sejenis adware, dikenal dengan nama PUP (Potentially Unwanted Program). PUP biasanya menumpang freeware atau software gratis. Biasanya berbentuk program dan akan terinstal secara diam-diam.
Tujuan PUP biasanya untuk mendapatkan keuntungan dari iklan yang dialihkan. Karenanya mayoritas malware ini menginfeksi browser.
"Setiap kali pengguna komputer mencari sesuatu dari search engine, maka hasil pencarian akan dimanipulasi dan dialihkan ke situs lain yang memberikan keuntungan finansial bagi mereka," papar Alfons.
Kendati secara teknis bisa digunakan untuk aktivitas jahat, tapi Fireball tidak akan merusak sistem atau menghancurkan data komputer korbannya seperti yang dilakukan WannaCry.
"Kalo sampai merusak sistem itu malah merugikan mereka. Karena penghasilan dari iklan akan hilang. Mereka akan berusaha melakukan aktivitas sesenyap mungkin," terang Alfons.
Antisipasi
Jika ingin mengecek apakah komputer terinfeksi Fireball cukup mudah. Lakukan pengecekan sebagai berikut:
- Apakah Anda dapat mengatur homepage?
- Apakah Anda bisa memodifikasi homepage browser?
- Apakah Anda familiar dengan search engine default? Bisakah dimodifikasi?
- Pastikan ekstensi browser yang Anda telah instal?
Jika sulit dilakukan, kemungkinan komputer Anda terkena Fireball. Tapi tidak perlu khawatir, kita dapat menghapusnya. Cukup uninstall aplikasi tersebut dan reset browser ke settingan default. Bisa juga dibantu dengan aplikasi pihak ketiga
"Bisa menggunakan CC Cleaner dan Malwarebytes. Jika membandel bisa pakai Revo Uninstaller," saran Alfons.
Agar ke depannya terhindar dari serangan adware semacam Fireball ini, Alfons pun membagikan tips:
1- Hindari menggunakan freeware khususnya yang mengandung PUP.
2. Sewaktu install aplikasi, perhatikan dengan terliti layar instalasi. Karena persetujuan instal PUP dibuat agak tersembunyi supaya korbannya tidak menyadari.
3. Gunakan antivirus yang mampu mendeteksi PUP.
4. Jangan mudah mengklik Yes atau Next tanpa membaca atau mengerti informasi yang ada di dalamnya. (afr/afr)
Sumber
0 Response to "13 Juta Komputer di Indonesia Terinfeksi Malware Fireball"
Post a Comment