Kata Pendiri Grab Soal Pembatasan Tarif Taksi Online

Singapura - Grab genap berusia lima tahun. Di Indonesia sendiri, Grab telah beroperasi selama tiga tahun. Dan saat ini, Indonesia menjadi negara dengan pengguna dan driver Grab terbanyak dari 6 negara di Asia Tenggara.
Selama tiga tahun di Indonesia, pertumbuhan Grab diklaim meningkat pesat hingga 574% sejak awal berdiri. Walau tak dipungkiri ada banyak kendala yang dihadapi di Indonesia. Termasuk mungkin soal akan diberlakukannya batasan tarif taksi online oleh pemerintah.
"Ketika orang bertanya apa kendala terbesar yang kami hadapi sejauh ini, itu sangat sulit karena kami tahu tidak bisa berdiri sendiri, kami tidak bisa jika bukan karena membangun sebuah tim teknologi terbesar, tim hebat untuk bisa menumbuhkan bisnis," ujar Co-Founder Grab Tan Hooi Ling kepada detikcom, di JW Marriot Hotel, Singapura, Selasa (6/6/2017).
Terhadap regulasi akan ditetapkan pemerintah Indonesia soal tarif taksi online yang dibatasi, Tan Hooi Ling tidak mempermasalahkannya. Ia juga tidak menganggap negatif apabila ada keluhan dari para driver di Indonesia.
Menurutnya, yang terpenting adalah bagaimana mengetahui dan memenuhi kebutuhan masyarakat di kota atau negara masing-masing. Inilah yang menjadi strategi utama Grab untuk menguasai pasar transportasi online di Indonesia.
"Sebenarnya itu bukanlah sebuah kendala, karena banyak hal saling berkaitan satu sama lain. Selama kami dapat menyelesaikan masalah ekosistem publik bersamaan dengan baik, kami akan baik-baik saja," kata Tan Hooi Ling yang mendirikan Grab bersama Anthony Tan.
"Jadi strategi bukanlah tentang sebuah menyelesaikan persoalan tapi strategi itu tentang berpikir secara keseluruhan dan melaksanakannya," lanjutnya.
Tan Hooi Ling memiliki harapan untuk Indonesia, yang kini menjadi penyumbang pengguna Grab terbesar di Asia Tenggara. Dia berharap Indonesia tetap menjadi negara dengan pelayanan Grab terbaik.
Tak hanya itu, dia juga berharap bisa terus menjalin kerja sama dan menjadi mitra bagi masyarakat Indonesia untuk tahun-tahun selanjutnya.
"Saya memiliki harapan untuk Indonesia sebagai Grab service leader di dunia global. Saya sangat berharap kita dapat melanjutkan kontribusi di jalan yang sama yang telah kita lakukan sejak beberapa tahun lalu," tambahnya.
Untuk diketahui per 1 Juli 2017, Peraturan Menteri Perhubungan (Permenhub) Nomor 26 Tahun 2017 yang mengatur keberadaan taksi online efektif berlaku di Indonesia. Salah satu yang diatur yakni tentang tarif batas bawah dan batas atas taksi online.
Terkait soal tarif promo yang kerap ditawarkan penyedia layanan ride sharing, pemerintah tidak mempermasalahkan selagi tidak boleh lebih murah dari tarif batas bawah.
"Boleh saja pakai tarif promo. Tapi tarif promo tersebut jangan melebihi batas promo di batas bawah," kata Cucu Mulyana, Direktur Angkutan dan Multi Moda, Ditjen Perhubungan Darat Kemenhub belum lama ini. (nth/fyk)
Selama tiga tahun di Indonesia, pertumbuhan Grab diklaim meningkat pesat hingga 574% sejak awal berdiri. Walau tak dipungkiri ada banyak kendala yang dihadapi di Indonesia. Termasuk mungkin soal akan diberlakukannya batasan tarif taksi online oleh pemerintah.
"Ketika orang bertanya apa kendala terbesar yang kami hadapi sejauh ini, itu sangat sulit karena kami tahu tidak bisa berdiri sendiri, kami tidak bisa jika bukan karena membangun sebuah tim teknologi terbesar, tim hebat untuk bisa menumbuhkan bisnis," ujar Co-Founder Grab Tan Hooi Ling kepada detikcom, di JW Marriot Hotel, Singapura, Selasa (6/6/2017).
Terhadap regulasi akan ditetapkan pemerintah Indonesia soal tarif taksi online yang dibatasi, Tan Hooi Ling tidak mempermasalahkannya. Ia juga tidak menganggap negatif apabila ada keluhan dari para driver di Indonesia.
Menurutnya, yang terpenting adalah bagaimana mengetahui dan memenuhi kebutuhan masyarakat di kota atau negara masing-masing. Inilah yang menjadi strategi utama Grab untuk menguasai pasar transportasi online di Indonesia.
"Sebenarnya itu bukanlah sebuah kendala, karena banyak hal saling berkaitan satu sama lain. Selama kami dapat menyelesaikan masalah ekosistem publik bersamaan dengan baik, kami akan baik-baik saja," kata Tan Hooi Ling yang mendirikan Grab bersama Anthony Tan.
"Jadi strategi bukanlah tentang sebuah menyelesaikan persoalan tapi strategi itu tentang berpikir secara keseluruhan dan melaksanakannya," lanjutnya.
Tan Hooi Ling memiliki harapan untuk Indonesia, yang kini menjadi penyumbang pengguna Grab terbesar di Asia Tenggara. Dia berharap Indonesia tetap menjadi negara dengan pelayanan Grab terbaik.
Tak hanya itu, dia juga berharap bisa terus menjalin kerja sama dan menjadi mitra bagi masyarakat Indonesia untuk tahun-tahun selanjutnya.
"Saya memiliki harapan untuk Indonesia sebagai Grab service leader di dunia global. Saya sangat berharap kita dapat melanjutkan kontribusi di jalan yang sama yang telah kita lakukan sejak beberapa tahun lalu," tambahnya.
Untuk diketahui per 1 Juli 2017, Peraturan Menteri Perhubungan (Permenhub) Nomor 26 Tahun 2017 yang mengatur keberadaan taksi online efektif berlaku di Indonesia. Salah satu yang diatur yakni tentang tarif batas bawah dan batas atas taksi online.
Terkait soal tarif promo yang kerap ditawarkan penyedia layanan ride sharing, pemerintah tidak mempermasalahkan selagi tidak boleh lebih murah dari tarif batas bawah.
"Boleh saja pakai tarif promo. Tapi tarif promo tersebut jangan melebihi batas promo di batas bawah," kata Cucu Mulyana, Direktur Angkutan dan Multi Moda, Ditjen Perhubungan Darat Kemenhub belum lama ini. (nth/fyk)
Sumber
0 Response to "Kata Pendiri Grab Soal Pembatasan Tarif Taksi Online"
Post a Comment