Bekraf Game Prime 2017: Tiga Hari, Dua Konsep

Jakarta - Bekraf Game Prime kembali dihelat. Berlangsung tiga hari, event game tahunan ini menyodorkan konsep yang berbeda dari ajang sebelumnya.
Perbedaan yang mencolok untuk perayaan tahun ini adalah hadirnya dua konsep penting, yakni Business to Business (B2B) dan Business to Consumer (B2C). Oleh karenanya, acara ini tidak cukup hanya diselenggarakan dua hari.
Bekraf Game Prime 2017, baik B2B maupun B2C, digelar di dua tempat yang berbeda. Untuk konsep B2B, acara digelar pada 27 Juli 2017 di Hotel Ayana Midplaza Jakarta.
Untuk konsep acara B2B ini, Bekraf mengemasnya dalam bentuk seminar. Sehingga, para pelaku industri game dalam negeri dan luar akan saling bertukar ilmu dan pikiran.
Sementara untuk ajang B2C, seperti sebelumnya akan diadakan di Kartika Expo, Balai Kartini Jakarta, pada 29-30 Juli 2017. Sesuai namanya di sini, pengunjung bisa menikmati sajian game yang dipamerkan oleh beragam developer ternama, baik dari dalam maupun luar negeri.
Adapun deretan hiburan yang bisa ditemukan antara lain, virtual reality, board game, toys, artist alley, hingga pertandingan eSport Dota 2.
Pertandingan ini digelar bersama Kaskus, dengan menghadirkan tujuh tim yang berlaga di partai final, seperti Recca eSports, The Prime Nas Ne Dogonyat, Pandora Esports, BOOM ID, EVOS eSports, Guardian, dan King Capo. Mereka akan bertarung untuk memperebutkan total hadiah senilai Rp 100 juta.
Ajang ini merupakan kali ketiga Bekraf turut andil dalam event tersebut setelah sebelumnya bernama Game Developer Gathering (GDG). Alasannya cukup sederhana, karena game menjadi salah satu sub sektor yang masuk di bidang ekonomi kreatif Indonesia.
"Ada tiga sub sektor yang menjadi unggulan, yakni fashion, kuliner, dan aplikasi/game. Nah, selain dari itu juga kami melihat bahwa game dewasa ini sudah lebih dari sekadar permainan. Game bisa menjadi sarana edukasi. Inilah mengapa kami mendukung penuh setiap penyelenggaraan game," papar Hari Sungkari, Deputy Chairman of Infrastructure Bekraf di kantor Badan Ekonomi Kreatif, Jakarta (21/7/2017).
Berdasarkan data PDB Ekonomi Kreatif 2015 yang dipaparkan, kontribusi ekonomi kreatif terbesar masih berasal dari sektor kuliner 41,69%. Sedangkan aplikasi/game baru 1,77%. Namun, Hari optimistis, ada peluang besar yang bisa digarap di sektor ini. (mag/rou)
Perbedaan yang mencolok untuk perayaan tahun ini adalah hadirnya dua konsep penting, yakni Business to Business (B2B) dan Business to Consumer (B2C). Oleh karenanya, acara ini tidak cukup hanya diselenggarakan dua hari.
Bekraf Game Prime 2017, baik B2B maupun B2C, digelar di dua tempat yang berbeda. Untuk konsep B2B, acara digelar pada 27 Juli 2017 di Hotel Ayana Midplaza Jakarta.
Untuk konsep acara B2B ini, Bekraf mengemasnya dalam bentuk seminar. Sehingga, para pelaku industri game dalam negeri dan luar akan saling bertukar ilmu dan pikiran.
Sementara untuk ajang B2C, seperti sebelumnya akan diadakan di Kartika Expo, Balai Kartini Jakarta, pada 29-30 Juli 2017. Sesuai namanya di sini, pengunjung bisa menikmati sajian game yang dipamerkan oleh beragam developer ternama, baik dari dalam maupun luar negeri.
Adapun deretan hiburan yang bisa ditemukan antara lain, virtual reality, board game, toys, artist alley, hingga pertandingan eSport Dota 2.
Pertandingan ini digelar bersama Kaskus, dengan menghadirkan tujuh tim yang berlaga di partai final, seperti Recca eSports, The Prime Nas Ne Dogonyat, Pandora Esports, BOOM ID, EVOS eSports, Guardian, dan King Capo. Mereka akan bertarung untuk memperebutkan total hadiah senilai Rp 100 juta.
Ajang ini merupakan kali ketiga Bekraf turut andil dalam event tersebut setelah sebelumnya bernama Game Developer Gathering (GDG). Alasannya cukup sederhana, karena game menjadi salah satu sub sektor yang masuk di bidang ekonomi kreatif Indonesia.
"Ada tiga sub sektor yang menjadi unggulan, yakni fashion, kuliner, dan aplikasi/game. Nah, selain dari itu juga kami melihat bahwa game dewasa ini sudah lebih dari sekadar permainan. Game bisa menjadi sarana edukasi. Inilah mengapa kami mendukung penuh setiap penyelenggaraan game," papar Hari Sungkari, Deputy Chairman of Infrastructure Bekraf di kantor Badan Ekonomi Kreatif, Jakarta (21/7/2017).
Berdasarkan data PDB Ekonomi Kreatif 2015 yang dipaparkan, kontribusi ekonomi kreatif terbesar masih berasal dari sektor kuliner 41,69%. Sedangkan aplikasi/game baru 1,77%. Namun, Hari optimistis, ada peluang besar yang bisa digarap di sektor ini. (mag/rou)
Sumber
0 Response to "Bekraf Game Prime 2017: Tiga Hari, Dua Konsep"
Post a Comment