Trump Cerewet Ngetweet Tak Pengaruhi Pendapatan Twitter

Keaktifan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dalam berkicau di Twitter, tak berpengaruh secara siginifikan terhadap media sosial berlogo burung itu. Terbukti, pendapatan Twitter lolos dari target.

Seperti diketahui, Trump terpilih menjadi orang nomor satu di Negeri Paman Sam menggantikan Barrack Obama. Hampir setiap hari, Trump selalu mencuit di akun Twitter-nya, @realDonaldTrump. Namun, kicauan Trump tak mendorong Twitter semakin populer.

Dalam laporan pendapatan Twitter di kuartal keempat 2016, Twitter hanya meraup untung USD 717 juta dari USD 740 juta yang diprediksikan para analis sebelumnya.

"Trump sangat polarisasi dan saya pikir mungkin banyak orang melihat sesuatu kicauan (Trump) pada jaringan berita. Mereka melihat di sana, sehingga tak perlu melihat di Twitter," ujar analis eMarketers Debra Aho Williamson dikutip dari CNET, Jumat, (10/2/2017).

Merosotnya pendapatan untuk iklan Twitter, lantaran mereka harus bersaing keras dengan para pemain media sosial lainnya. Misalnya Facebook yang punya 1,86 miliar pengguna bulanan dan Snapchat punya 301 juta pengguna bulanan.

Sedangkan rata-rata pengguna aktif bulanan Twitter masih di kisaran 319 juta. Meski Snapchat lebih sedikit penggunanya dari Twitter, tetapi Snapchat punya demografi pengguna yang diinginkan investor, yakni usia 18-34 tahun.

Sebelumnya, CEO Twitter Jack Dorsey menuturkan bahwa pihaknya terus bekerja agar situs mikroblogging ini lebih mudah digunakan banyak orang.

"Mungkin seperti tidak ada perubahan banyak beberapa tahun terakhir belakang, tapi ratusan perubahan kecil ditambahkan hingga lebih dapat diprediksi dan berkelanjutan pertumbuhan kita sekarang, sebagai landasan untuk lebih inventif dan mengambil risiko yang kebih besar," tuturnya.

"Ini akan memakan waktu untuk menunjukkan hasil yang ingin kita lihat semua dan kita bergerak maju agresif. Ini terasa sulit tapi kita kerja keras dan itu berharga," tambahnya. (rns/rns)

Sumber

Share this post