Amazon Tumbang, Telkomsigma Curi Peluang



Tumbangnya layanan Amazon Web Service (AWS) dinilai jadi momentum yang tepat bagi Telkomsigma untuk menyaingi perusahaan itu dalam menawarkan layanan public cloud. Apalagi, menurut CEO Telkomsigma Judi Achmad, adopsi digital di Indonesia makin tinggi.

"Kami tengah revitalisasi layanan public cloud di STAR Cloud, terutama untuk restrukturisasi harga penawaran agar lebih menarik dan bisa menyaingi AWS dalam menawarkan cloud server," ujar Judi, Jumat (3/3/2017).

STAR Cloud dijadikan sebagai cloud virtual machine (Vmachine) secara online melalui platform e-commerce berbasis web. Solusi berbasis cloud ini telah dipersiapkan sejak awal tahun 2015 dan menjadi inisiatif perseroan sebagai salah satu bagian dari portfolio bisnisnya yakni Managed Services.

Konsep self-service yang ditawarkan oleh STARCloud ini, dimulai dari kebutuhan TI development, Hosting, Backup Services dan layanan lainnya berbasis cloud, sehingga perusahaan dapat menyesuaikan pembelian layanan TI sesuai dengan apa yang dibutuhkan perusahaan secara efisien.

"Sejak diluncurkan pada 2015 lalu baru 20% dari target pengguna yang terealisasi. Karena itu kami lakukan perubahan besar-besaran, rencananya pada April mendatang kita akan kenalkan ke publik," katanya.

Menurutnya, jika melihat pamor dari AWS, layanan Public Cloud ini banyak peminatnya. "Di Public Cloud itu tak bisa tentukan Service Level Agreement (SLA) seenaknya. Coba baca yang ditawarkan provider, terima as it is, itu bedanya dengan private cloud."

"Tetapi demand public cloud ini tinggi, bahkan saya lihat ada beberapa aplikasi penting yang seharusnya ditempatkan di private, malah milih public cloud. Kemarin terasa kan di Amerika sana waktu AWS bermasalah, sejumlah layanan penting bermasalah," jelasnya.

Seperti diketahui, pada Selasa (28/2/2017), beberapa situs di Amerika Serikat bermasalah karena adanya gangguan di data center milik Amazon. Portal yang bermasalah di antaranya Quora, a Q&A forum, Trello, dan umumnya pengguna layanan AWS.

Sementara Netflix, Spotify, dan Airbnb yang juga menggunakan AWS dirasakan oleh penggunanya performa agak lambat. Tak hanya itu, Securities and Exchange Commission (SEC) milik pemerintah Amerika Serikat juga terkena dampaknya.

Amazon Web Services menawarkan sekumpulan layanan berbasis cloud sejak tahun 2002. Pesaingnya di pasar global adalah Google dan Microsoft.

Sementara fitur Amazon Simple Storage Service (S3) sebagai salah satu layanan media penyimpanan yang paling favorit di media internet. Keunggulannya adalah harganya sangat murah, layanan ini juga sangat aman dan sangat dapat diandalkan.

Dalam bisnis Cloud server dimana menggabungkan antara komputer dengan suatu jaringan berbasis internet, isu Downtime adalah hal yang kritis. (rou/rou)


Sumber

0 Response to "Amazon Tumbang, Telkomsigma Curi Peluang"

Post a Comment

ADS-1

ADS-2

ADS-3

ADS-4