Toshiba Menyerah di Segmen Konsumer, Kenapa?

Jakarta - Gempuran smartphone dan tablet berdampak besar pada lini bisnis Toshiba. Imbasnya mereka harus menyerah di pasar notebook consumer.
Hal tersebut diungkap oleh Managing Director Toshiba Singapore Wu Tengguo saat ditemui usai peluncuran notebook Portege X20W di Jakarta.
Dia mengatakan makin populernya smartphone dan tablet, membuat konsumen tidak lagi melirik notebook. Sehingga pasar notebook mengalami penurunan.
Agar tidak merugi, Toshiba pun mengubah strategi bisnisnya. Mereka tidak lagi membuat notebook consumer dan lebih fokus ke pasar bisnis.
Strategi tersebut sudah dijalankan sejak dua tahun lalu di regional Asia Tenggara. Saat ini, langkah serupa diikuti oleh kawasan lainnya, terkecuali Jepang.
"Sudah diikuti di Amerika dan Eropa. Tapi di Jepang kami masih menghadirkan notebook consumer ke pasaran," kata Tengguo.
Kendati mengalami penurunan, Tengguo yakin pasar notebook tidak akan mati seperti banyak diprediksi banyak pihak. Sebab, setiap orang masih butuh perangkat notebook untuk membantu mengerjakan berbagai hal.
"Jumlahnya pengguna masih sama sebenarnya. Mungkin dulu konsumer membeli lebih dari satu notebook. Kini mereka tetap beli, tapi cuma satu. Gantinya mereka beli smartphone atau tablet," jelasnya.
Saat ditanya apakah faktor penurunan tersebut yang membuat Toshiba seperti tidak terdengar di Indonesia. Tengguo menjawab sebenarnya mereka tetap eksis di sini. Hanya saja karena fokus ke perangkat bisnis, jadi seakan tidak terlihat kiprahnya.
"Kalau ke Mangga Dua memang tidak akan terlihat perangkat baru Toshiba. Karena kami sudah tidak bermain di consumer, tapi lebih ke notebook bisnis," jawabnya.
Tengguo memastikan tidak akan meninggalkan Indonesia. Sebab negeri ini menjadi salah satu pasar yang potensial bagi Toshiba. Karenanya mereka akan terus mengelontorkan sejumlah perangkat baru sepanjang 2017.
"Potensinya begitu menjanjikan, karena banyak perusahaan lokal berskala besar di sini. Rencananya kami akan membawa notebook bisnis dengan prosesor Intel generasi ketujuh dalam beberapa bulan ke depan," pungkasnya.
(afr/yud)
Hal tersebut diungkap oleh Managing Director Toshiba Singapore Wu Tengguo saat ditemui usai peluncuran notebook Portege X20W di Jakarta.
Dia mengatakan makin populernya smartphone dan tablet, membuat konsumen tidak lagi melirik notebook. Sehingga pasar notebook mengalami penurunan.
Agar tidak merugi, Toshiba pun mengubah strategi bisnisnya. Mereka tidak lagi membuat notebook consumer dan lebih fokus ke pasar bisnis.
Strategi tersebut sudah dijalankan sejak dua tahun lalu di regional Asia Tenggara. Saat ini, langkah serupa diikuti oleh kawasan lainnya, terkecuali Jepang.
"Sudah diikuti di Amerika dan Eropa. Tapi di Jepang kami masih menghadirkan notebook consumer ke pasaran," kata Tengguo.
Kendati mengalami penurunan, Tengguo yakin pasar notebook tidak akan mati seperti banyak diprediksi banyak pihak. Sebab, setiap orang masih butuh perangkat notebook untuk membantu mengerjakan berbagai hal.
"Jumlahnya pengguna masih sama sebenarnya. Mungkin dulu konsumer membeli lebih dari satu notebook. Kini mereka tetap beli, tapi cuma satu. Gantinya mereka beli smartphone atau tablet," jelasnya.
![]() |
"Kalau ke Mangga Dua memang tidak akan terlihat perangkat baru Toshiba. Karena kami sudah tidak bermain di consumer, tapi lebih ke notebook bisnis," jawabnya.
Tengguo memastikan tidak akan meninggalkan Indonesia. Sebab negeri ini menjadi salah satu pasar yang potensial bagi Toshiba. Karenanya mereka akan terus mengelontorkan sejumlah perangkat baru sepanjang 2017.
"Potensinya begitu menjanjikan, karena banyak perusahaan lokal berskala besar di sini. Rencananya kami akan membawa notebook bisnis dengan prosesor Intel generasi ketujuh dalam beberapa bulan ke depan," pungkasnya.
(afr/yud)
Sumber
0 Response to "Toshiba Menyerah di Segmen Konsumer, Kenapa?"
Post a Comment