Jeff Bezos, Manusia Rp 1.124 Triliun: Nakal Tapi Sukses



Jakarta - Sang pendiri Amazon, Jeff Bezos, punya kekayaan USD 84,6 miliar atau di kisaran Rp 1.124 triliun. Padahal di masa mudanya, ia justru sangat nakal. Tapi kenapa bisa sukses?

Siapa sangka, justru karena kenakalan tersebutlah Bezos akhirnya berhasil mendapatkan keberhasilan besar dalam hidupnya. Demikian seperti detikINET kutip dari kolom Tung Desem Waringin, Rabu (21/6/2017).

Amazon, toko online yang dikembangkan oleh Jeff Bezos, semula hanya menjual buku sebagai produk andalan. Namun seiring dengan waktu, perkembangan membawa Amazon menjadi salah satu tempat jual beli online beraneka barang terlengkap di dunia.

Minat Tinggi Terhadap Teknologi

Jeff Bezos merupakan salah satu pimpinan perusahaan teknologi paling sukses saat ini. Dan dulunya ketika masih sangat belia, ternyata ketertarikan Bezos terhadap bidang teknologi memang sudah begitu besar.

Lahir pada 1964, ia menghabiskan masa kecilnya bersama keluarga sederhana. Yang menarik adalah untuk ukuran anak kecil, Bezos memang bisa dibilang cukup aktif dan cenderung jahil. Hal tersebut tampak dari beberapa kebiasaannya yang suka mengotak-atik perangkat elektronik di rumahnya.

Pada masa itu teknologi memang belum begitu berkembang. Adapun perangkat teknologi, mungkin hanya perangkat sederhana seperti televisi, radio dan mesin alarm rumahnya. Namun hal tersebut tidak menyurutkan ketertarikannya terhadap dunia teknologi.

Pada suatu hari dia pernah membongkar alarm rumahnya untuk mengetahui seperti apa cara kerja alat tersebut. Namun karena tidak terlalu tahu, akhirnya setelah membongkar ia tidak bisa mengembalikan perangkat alarm tersebut pada kondisi semula.

Efeknya, sang Ibu marah besar dan seringkali menasehati Bezos akan kenakalannya tersebut. Memang cukup unik kebiasaan yang dilakukan oleh Jeff dalam menyalurkan ketertarikan terhadap dunia teknologi.

Hal tersebut berlanjut ketika ia memasuki jenjang pendidikan tinggi di Miami Palmetto Senior High School. Bak mendapat surga untuk mengembangkan bakat, ia banyak bertemu dengan teman-teman yang mempunyai minat sejenis dengan dirinya yakni di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.

Dari situ ia juga bergabung dengan Student Science Training Program besutan Universitas Florida. Pengalaman dengan dunia teknologi semakin bertambah ketika Jeff masuk ke Universitas Princeton untuk jurusan fisika.

Namun lagi-lagi kenakalan darah mudanya kambuh. Belum genap beberapa semester mengecap pelajaran fisika, Bezos mengaku tidak betah dan ingin berpindah jurusan. Padahal pada waktu itu, ia sudah cukup banyak menghabiskan waktu dan uang untuk pendidikannya.

Namun apa mau dikata ia akhirnya tetap berpindah jurusan. Dan jurusan menjadi persinggahan berikutnya bagi Bezos adalah ilmu komputer. Setelah beberapa waktu menjalani pendidikan, ia merasa bahwa jurusan komputer adalah impian yang benar-benar menjadikan kenyataan.

Dia berkembang dengan sangat cepat dan mengemban posisi strategi sebagai presiden Program Pengembangan Mahasiswa.

Lulus dan Berkarir

Dari beberapa kenakalan yang pernah ia buat, pada dasarnya justru mengarahkan Bezos menjadi seseorang yang lebih baik. Ketika lulus kuliah pun, ia langsung mendapatkan pekerjaan yang baik di perusahaan bonafit yang menawarkan gaji tinggi.

Beberapa waktu berlalu, Bezos juga pernah singgah di salah satu perusahaan pialang saham terkenal. Saat itu untuk ukuran seorang pekerja, ia bisa dibilang sudah mendapatkan kondisi yang sangat baik. Namun ternyata ini tidak menyurutkan minatnya untuk melanjutkan mimpi besar terkait dengan dunia teknologi.

Setelah lepas dari perusahaan investasi Bankers Trust, ia lalu mudik pulang ke rumah untuk mengembangkan bisnis teknologi mandirinya. Dengan sokongan modal tabungan dan bantuan sang ibu, Bezos yang dulunya dikenal nakal kini sedang membangun kerajaan bisnis pribadi miliknya sendiri.

Dan pada tahun 1995, Amazon lahir hingga berkembang sebesar seperti yang kita ketahui saat ini.

Banyak pelajaran yang bisa dipetik dari kisah Bezos di atas. Namun yang pasti, kadangkala bentuk kenakalan yang terlihat pada seorang anak bukan tidak mungkin merupakan tanda bahwa anak tersebut memiliki bakat terpendam.

"Yang perlu dilakukan adalah terus memupuk potensi tersebut hingga akhirnya bisa menjadi modal untuk untuk meraih kesuksesan di kemudian hari," pungkas Tung Desem dalam kolomnya. (rou/rou)


Sumber

0 Response to "Jeff Bezos, Manusia Rp 1.124 Triliun: Nakal Tapi Sukses"

Post a Comment

ADS-1

ADS-2

ADS-3

ADS-4