Begini Rasanya 200 Hari Hidup di 'Planet Lain'

Jakarta - Ada hal unik yang terjadi di dalam dua buah bunker yang tersimpan di sebuah daerah pemukiman di Beijing, China. Yaitu simulasi kehidupan di stasiun luar angkasa yang mengorbit di planet lain.
Di dalam bunker tersebut, sejumlah mahasiswa tengah merasakan bagaimana rasanya tinggal di dalam stasiun luar angkasa, yang mengorbit di planet lain. Di dalamnya, mereka hidup seadanya dengan mengandalkan bahan-bahan yang bisa didaur ulang.
Contohnya, untuk bernafas mereka mengandalkan oksigen yang dihasilkan oleh tanaman. Sementara untuk minum, mereka mengolah urinenya agar menjadi air yang layak diminum, demikian dilansir Reuters, Senin (10/7/2017).
"Kami mendesainnya supaya jumlah oksigen (yang dihasilkan oleh tanaman di dalam stasiun) sangat pas untuk bisa memuaskan manusia, hewan dan bermacam organisme yang menghancurkan material sampah," ujar Liu Hong, profesor dari Beijing University of Aeronautics and Astronautics.
Bunker tersebut diberi nama Lunar Palace-1, dan di dalamnya ada empat mahasiswa dari universitas tersebut yang akan hidup di dalam selama 200 hari ke depan. Meski sebenarnya mereka dijadikan kelinci percobaan, keempat mahasiswa itu malah merasa senang karena merasa semakin dekat untuk mencapai impiannya sebagai astronot.
"Aku bisa belajar banyak hal dari hal ini. Ini benar-benar pengalaman hidup yang berbeda," ujar Liu Guanghui, seorang mahasiswa PhD yang masuk ke bunker pada Minggu (9/7/2017) lalu.
Selain merasakan hidup dari bahan hasil daur ulang, simulasi ini juga bertujuan untuk menguji psikologi orang-orang yang akan hidup di dalam stasiun angkasa. Pasalnya mereka dipaksa hidup di ruangan yang sangat kecil, terpisah dari teman dan keluarga, termasuk tak terkena sinar matahari selama dalam masa simulasi.
"Mereka bisa saja menjadi sedikit depresi. Jika anda hidup di dalam waktu lama di lingkungan seperti ini bisa saja menjadikan sejumlah masalah psikologis," tambah Liu Hong. (asj/fyk)
Di dalam bunker tersebut, sejumlah mahasiswa tengah merasakan bagaimana rasanya tinggal di dalam stasiun luar angkasa, yang mengorbit di planet lain. Di dalamnya, mereka hidup seadanya dengan mengandalkan bahan-bahan yang bisa didaur ulang.
Contohnya, untuk bernafas mereka mengandalkan oksigen yang dihasilkan oleh tanaman. Sementara untuk minum, mereka mengolah urinenya agar menjadi air yang layak diminum, demikian dilansir Reuters, Senin (10/7/2017).
"Kami mendesainnya supaya jumlah oksigen (yang dihasilkan oleh tanaman di dalam stasiun) sangat pas untuk bisa memuaskan manusia, hewan dan bermacam organisme yang menghancurkan material sampah," ujar Liu Hong, profesor dari Beijing University of Aeronautics and Astronautics.
Bunker tersebut diberi nama Lunar Palace-1, dan di dalamnya ada empat mahasiswa dari universitas tersebut yang akan hidup di dalam selama 200 hari ke depan. Meski sebenarnya mereka dijadikan kelinci percobaan, keempat mahasiswa itu malah merasa senang karena merasa semakin dekat untuk mencapai impiannya sebagai astronot.
"Aku bisa belajar banyak hal dari hal ini. Ini benar-benar pengalaman hidup yang berbeda," ujar Liu Guanghui, seorang mahasiswa PhD yang masuk ke bunker pada Minggu (9/7/2017) lalu.
Selain merasakan hidup dari bahan hasil daur ulang, simulasi ini juga bertujuan untuk menguji psikologi orang-orang yang akan hidup di dalam stasiun angkasa. Pasalnya mereka dipaksa hidup di ruangan yang sangat kecil, terpisah dari teman dan keluarga, termasuk tak terkena sinar matahari selama dalam masa simulasi.
"Mereka bisa saja menjadi sedikit depresi. Jika anda hidup di dalam waktu lama di lingkungan seperti ini bisa saja menjadikan sejumlah masalah psikologis," tambah Liu Hong. (asj/fyk)
Sumber
0 Response to "Begini Rasanya 200 Hari Hidup di 'Planet Lain'"
Post a Comment