Cerita Seru dari Ruang Kendali Satelit Telkom 3S

Seperti apa rasanya ikut mengendalikan jalannya peluncuran satelit Telkom 3S? Tentunya seru dan menegangkan. Namun, semua kekhawatiran langsung sirna begitu peluncuran berjalan sukses.
Jika Alex J. Sinaga, CEO Telkom Group, yang cuma duduk mengawasi dari luar ruang kendali utama saja bisa merasa ada beban yang terlepas dari pundaknya dan bisa tidur nyenyak malam ini, apalagi yang dirasakan Abdus Somad Arief.
Sudah pasti dia jauh lebih lega. Karena pria yang akrab disapa ASA ini ikut duduk bersama teknisi dari Thales Alenia Space dan Arianespace saat momen-momen mendebarkan itu terjadi.
Untungnya, semua proses berjalan lancar. Satelit Telkom 3S pun sukses menjelajah angkasa setelah roket peluncurnya melepaskan diri di menit ke-39 setelah meluncur pada pukul 18.39 waktu setempat, Selasa (14/2/2017).
ASA pun langsung menemui ketika tugasnya di control room usai. Ia pun ikut bercerita tentang pengalaman barunya itu di Guiana Space Center, yang kelak bisa jadi kenangan manis.
"Di control room, ada dua stage. Ada yang active seat dan passive seat. Thales ada di active seat karena mereka yang membuat satelitnya. Kita duduk di passive seat saja sambil memonitor seluruh stepping yang terjadi," ujarnya mengawali cerita.
![]() |
Meskipun cuma duduk di bagian kursi yang pasif, namun ASA bersama Tonda Priyanto, Kepala Proyek Satelit Telkom 3S ini, ikut melakukan pengetesan dan monitoring, serta yang memberi konfirmasi untuk eksekusi.
"Sampai dengan setelah announce, kita checking normalnya dari trajektorinya. Jadi kita lihat tadi, semua prosesnya normal, nggak ada sedikit pun yang di luar dari perencanaan. Dua stepping mulai dari stage 1 dan stage 2, pembukaan fairing, sampai dengan dirilisnya maupun direparasinya Sky Brasil dan Telkom 3S," paparnya lebih lanjut.
Diceritakan olehnya, sebelum peluncuran terjadi, ASA sempet merasakan kekhawatiran. Namun, kegelisahannya berangsur-angsur surut setelah para pihak yang ada di situ, baik Thales, Arianespace, maupun CNES sang pengelola kawasan peluncuran, memastikan semua baik-baik saja.
"Sebetulnya yang kita khawatirkan itu faktor cuaca. Tapi kira-kira dua jam sebelum peluncuran, sudah dipastikan cuaca oke. Berikutnya, tinggal proses yang mereka biasa lakukan saja, sehingga kita juga optimistis bisa berjalan sesuai yang direncanakan," pungkas ASA.
Sama halnya dengan ASA, setelah roket peluncur itu terbang pukul 18.30 waktu setempat di Kourou, perasaan Tonda baru bisa sedikit tenang setelah 39 menit kemudian, separasi Telkom 3S berhasil dilakukan. Namun, ia masih menunggu momen lain.
"Yang saya tunggu-tunggu adalah sinyal pertama dari satelit, pada saat 10 menit dilepas dari roket. Setelah itu sudah berhasil, insya Allah bisa berputar dengan baik," lanjut Tonda.
Apakah itu artinya masa-masa krusial itu sudah lewat? Karena sebelumnya, Tonda sempat bilang bahwa masa krusial dalam peluncuran satelit itu biasa ada di 50 menit pertama.
"Sudah kalau untuk tahap satu, karena setelah ini antenanya terbuka, solar cell-nya juga terbuka. Dalam waktu 10 hari ini baru akan lengkap, dan sudah bisa dioperasikan untuk testing," jelasnya.
Setelah pengetesan berjalan lancar di slot orbit 135,5 derajat bujur timur (BT), dan tiga kali mengelilingi bumi selama 10-15 hari, satelit Telkom 3S ini akan didorong oleh roket peluncur internal untuk masuk orbit 118 BT di ketinggian 36 ribu kilometer dari atas Pulau Kalimantan.
"Setelah itu, untuk testing komersialnya baru bisa dimulai pada pertengahan April mendatang," pungkas Tonda.
Satelit Telkom 3S sendiri mengusung 42 transponder, yakni 24 transponder C-Band, 8 transponder Extended C-Band, dan 10 transponder Ku-Band. Dalam meluncurkan satelit ini, Telkom mengeluarkan investasi sebesar USD 215 juta atau setara dengan Rp 2,9 triliun. (rou/asj)
Sumber
0 Response to "Cerita Seru dari Ruang Kendali Satelit Telkom 3S"
Post a Comment