SpaceX Masih Dipercaya Luncurkan Satelit Telkom 4



Telkom masih menaruh kepercayaan tinggi terhadap SpaceX milik Elon Musk untuk peluncuran satelit Telkom 4, meski sempat terjadi insiden ledakan pada satelit Facebook.

Seperti diketahui, roket Falcon 9 buatan SpaceX mendadak meledak di pangkalan Cape Canaveral Air Force Station di Florida, Amerika Serikat. Falcon 9 yang memiliki bobot 604 ton itu tengah diisi dengan bahan bakar ketika ledakan mendadak terjadi dan membakar seluruhnya.

Sialnya, roket itu membawa satelit Amos 6 milik Facebook yang rencananya akan menyebar koneksi internet di wilayah Afrika. Ledakan dahsyat membuat satelit itu hancur berkeping-keping.

Kejadian itu terjadi awal September 2016 lalu, atau sekitar tujuh bulan setelah Telkom menandatangani kontrak On Ground Delivery dengan Space System/Loral (SSL) untuk pembuatan satelitnya (spacecraft) dan Falcon-9 dari SpaceX.

"SpaceX yang kemarin gagal, dari sisi bisnis tidak ada masalah. Mereka sudah membuktikan rasio keberhasilan dibanding kegagalannya sudah masuk ke kriteria kita. Bulan lalu mereka luncurkan Iridium-1 dan sukses. Kita masih punya waktu panjang sampai 2018," jelas ASA, panggilan akrab Abdus Somad, saat berbincang di Kourou, Rabu (15/2/2017).

Meski Telkom masih percaya dengan SpaceX, namun bukan berarti ASA diam saja dengan adanya kejadian ini. Ia pun menantang SpaceX untuk menjamin peluncuran satelit Telkom 4.

"Kita tantang mereka, kegagalan di Facebook satelit itu supaya tidak terjadi lagi. Sejak kegagalan itu, mereka langsung melakukan riset yang sangat intensif untuk memastikan tidak terjadi lagi," tegasnya.

Seperti dilansir NASA, ledakan itu mengakibatkan hancurnya roket dan satelit yang seharusnya akan diorbitkan pada Sabtu 3 September 2016. Termasuk di dalamnya, salah satunya adalah satelit Amos-6, milik Facebook. Ledakan terjadi ketika uji coba dan tengah diisi dengan bahan bakar.

"Kita sudah amankan, satelit kita tidak boleh ditaruh di situ waktu dites. Mereka sebelumnya, waktu pengetasan, satelitnya ditaruh di peluncur yang terbakar. Saya bilang tidak boleh," tegas ASA lebih lanjut.

Sesuai rencana, Telkom 4 nantinya saat diluncurkan dengan estimasi Juni 2018, akan menempati slot orbit 108 derajat bujur (BT). Satelit ini nantinya akan menggantikan Telkom 1 yang masa aktifnya masih bertahan sampai 2022.

"Sementara untuk siklus hidupnya Telkom 4 itu sekitar 15 tahun. Artinya, begitu satelit ini diluncurkan, Telkom akan memiliki empat satelit sekaligus: Telkom 1, Telkom 2, Telkom 3S, dan Telkom 4," ungkapnya.

Ini jelas menjadi prestasi bagi Telkom. Karena, BUMN telekomunikasi ini sejatinya hanya memiliki dua filling slot orbit satelit. Di 108 BT (Telkom 2 dan Telkom 3S) dan 118 BT (Telkom 1 dan Telkom 4).

Satelit Telkom 4 sendiri akan memiliki kapasitas dan cakupan Standard C-Band sebanyak 24 transponder (Asia Tenggara), Standard C-Band 24 transponder (Asia Selatan), dan Extended C-Band 12 transponder (Asia Tenggara). Total kapasitas yang diusung sebanyak 60 transponder.

Sementara pada satelit Telkom 3S yang baru saja diluncurkan di Kourou, ada 42 transponder yang diusung berupa 24 transponder C-Band, 8 transponder Extended C-Band, dan 10 transponder sisanya untuk Ku-Band untuk koneksi broadband, khususnya HDTV.

Jumlah transponder itu tentunya akan menambah kapasitas dari dua satelit sebelumnya dimana Telkom 1 yang masih beroperasi hingga 2022 memiliki 18 transponder dan Telkom 2 yang beroperasi hingga 2021 membawa 24 transponder.

Dengan demikian, jika Telkom 3S dan Telkom 4 sukses meluncur dan mengorbit sesuai rencana, maka Telkom nantinya di akhir 2018, total akan memiliki 144 transponder. Tentunya hal ini akan mengurangi ketergantungan Indonesia atas transponder satelit asing.

(/rns)


Sumber

0 Response to "SpaceX Masih Dipercaya Luncurkan Satelit Telkom 4"

Post a Comment

ADS-1

ADS-2

ADS-3

ADS-4