ITB Gelar Rating Kota Cerdas 2017

Jakarta - Lantaran punya potensi dan karakter yang berlainan membuat penerapan smart city atau kota cerdas di masing-masing kota tentu akan berbeda juga. Untuk membantu memetakan potensi dan karakter lokal itulah, Institut Teknologi Bandung (ITB) akan menggelar Rating Kota Cerdas Indonesia (RKCI) 2017.
Guru Besar ITB dan Ketua Asosiasi Prakarsa Indonesia Cerdas (APIC) Suhono Harso Supangkat menjelaskan RKCI adalah sebuah kegiatan yang dilakukan untuk melakukan pemetaan sehingga tiap kota mampu menjadi Kota Cerdas berdasarkan potensi dan karakter lokal.
Kegiatan ini akan digelar mulai Mei 2017 hingga Oktober 2017 melalui proses evaluasi diri, survei hingga validasi data. Rencananya acara ini akan dibuka oleh Wakil Presiden Republik Jusuf Kalla pada 4 Mei 2017 di Istana Wapres.
"Semua walikota diundang untuk menghadiri acara ini sekaligus mengadakan semacam talk show dengan mengundang 3 Kementrian, Kemendagri, Bappenas dan Kemkominfo serta Apeksi dan APIC," ungkap Suhono melalui keterangan tertulis yang diterima detikINET, Sabtu (29/4/2017).
Dijelaskannya, inti dari kegiatan ini adalah mengenalkan model ukuran kematangan kota cerdas di Indonesia. Sejauh mana tingkat kesiapan dalam membangun kota sehingga warganya bisa hidup nyaman, bahagia, sejahtera yang berkelanjutan.
"Banyak persepsi membangun kota cerdas hanya membangun Command Center saja atau aplikasi, tetapi tidak melihat aspek ekosistem lainnya seperti manusia, budaya sebelumnya hingga tata kelola," ulasnya.
Dikatakannya, adapun tujuan RKCI meliputi
1. Melakukan pengukuran kinerja pengelolaan kota terhadap pelayan masyarakat
2. Memberikan gambaran yang lebih komphrehensif mengenai kondisi kota dan permasalahan di dalamnya
3. Memberikan pedoman bagi stake holder kota dalam membangun layanan kota
4. Sebagai proses evaluasi berkelanjutan dalam implementasi smart city di kota kota Indonesia.
"Permasalahan kota seperti kemacetan, kejahatan, lingkungan dan lainnya kian kompleks. Hal ini menyebabkan adanya kebutuhan inovasi dalam mengatasi permasalahan kota. Implementasi smart city sebagai solusi banyak dilakukan kota namun belum ada model referensi. Karena itu, dibutuhkan evaluasi dan pemetaan kondisi kota agar tiap kota mampu berinovasi berdasarkan kondisi dan karakteristik tiap kota di Indonesia," tutup Suhono.
(asj/afr)
Guru Besar ITB dan Ketua Asosiasi Prakarsa Indonesia Cerdas (APIC) Suhono Harso Supangkat menjelaskan RKCI adalah sebuah kegiatan yang dilakukan untuk melakukan pemetaan sehingga tiap kota mampu menjadi Kota Cerdas berdasarkan potensi dan karakter lokal.
Related
Kegiatan ini akan digelar mulai Mei 2017 hingga Oktober 2017 melalui proses evaluasi diri, survei hingga validasi data. Rencananya acara ini akan dibuka oleh Wakil Presiden Republik Jusuf Kalla pada 4 Mei 2017 di Istana Wapres.
"Semua walikota diundang untuk menghadiri acara ini sekaligus mengadakan semacam talk show dengan mengundang 3 Kementrian, Kemendagri, Bappenas dan Kemkominfo serta Apeksi dan APIC," ungkap Suhono melalui keterangan tertulis yang diterima detikINET, Sabtu (29/4/2017).
![]() |
Dijelaskannya, inti dari kegiatan ini adalah mengenalkan model ukuran kematangan kota cerdas di Indonesia. Sejauh mana tingkat kesiapan dalam membangun kota sehingga warganya bisa hidup nyaman, bahagia, sejahtera yang berkelanjutan.
"Banyak persepsi membangun kota cerdas hanya membangun Command Center saja atau aplikasi, tetapi tidak melihat aspek ekosistem lainnya seperti manusia, budaya sebelumnya hingga tata kelola," ulasnya.
Dikatakannya, adapun tujuan RKCI meliputi
1. Melakukan pengukuran kinerja pengelolaan kota terhadap pelayan masyarakat
2. Memberikan gambaran yang lebih komphrehensif mengenai kondisi kota dan permasalahan di dalamnya
3. Memberikan pedoman bagi stake holder kota dalam membangun layanan kota
4. Sebagai proses evaluasi berkelanjutan dalam implementasi smart city di kota kota Indonesia.
"Permasalahan kota seperti kemacetan, kejahatan, lingkungan dan lainnya kian kompleks. Hal ini menyebabkan adanya kebutuhan inovasi dalam mengatasi permasalahan kota. Implementasi smart city sebagai solusi banyak dilakukan kota namun belum ada model referensi. Karena itu, dibutuhkan evaluasi dan pemetaan kondisi kota agar tiap kota mampu berinovasi berdasarkan kondisi dan karakteristik tiap kota di Indonesia," tutup Suhono.
(asj/afr)
Sumber
0 Response to "ITB Gelar Rating Kota Cerdas 2017"
Post a Comment