Ini Alasan Indosat Menyerah di Bisnis Digital

Jakarta - Indosat Ooredoo mengalami kesulitan dalam menjalankan usaha yang terkait layanan bisnis digital. Hal itu membuat mereka memutuskan untuk balik fokus ke bisnis inti perusahaan, yakni telekomunikasi.
Sebelumnya tepat pada 1 Juni 2017, salah satu layanan bisnis digital mereka yang bergerak di bidang e-commerce, yakni Cipika, berhenti beroperasi. Sebab, setelah bertahun-tahun dibangun oleh Indosat Ooredoo, Cipika dianggap belum mendapatkan hasil yang memuaskan bagi perusahaan.
Setelah sektor e-commere harus dimatikan, Indosat juga memberhentikan bisnis digital di sektor mobile payement. Kabar tersebut langsung diamini oleh CEO Indosat Ooredoo Alexander Rusli.
Dijelaskan oleh Alex bahwa bisnis digital yang digelutinya tidak sesuai harapan, sehingga Indosat Ooredoo saat ini lebih fokus memilih untuk kembali ke bisnis inti, yaitu telekomunikasi yang meliputi seluler, business to business (B2B), hingga fiber optik.
"Buktinya saya harus menghentikannya (Dompetku), "ujar Alex.
Alex menuturkan tidak ada yang salah dengan strateginya menjalankan bisnis digital, khususnya dalam hal ini layanan Dompetku. Namun, dikatakannya, karena merusak Earning Before Interest, Taxes, Depreciation, dan Amortization (EBITDA), itu membuat Indosat mengerem pengoperasian Dompetku.
"Apapun kalau spend (membelanjakan) itu merusak EBITDA, mau 0,1% atau berapa itu merusak EBITDA. Sudah empat tahun spending tapi penggunaannya baru naik kalau dikasih promosi, kayak e-commerce, sama," tuturnya.
Dengan demikian, maka tinggal Indonesia Mobile Exchange (IMX), sebuah solusi pemasangan iklan, yang masih bertahan di bisnis digital operator yang identik warna kuning dan merah ini.
Lebih lanjut, Alex mengatakan kalau investasi di bisnis digital tidak dapat diukur kedalamannya, berbeda dengan bisnis telekomunikasi yang selama ini dijalankannya.
"November ini, saya lima tahun jadi CEO. Dari tahun pertama jalani digital tapi gak ada yang berhasil. Ada revenue dan pengguna tapi gak berkelanjutan. Setiap mau tumbuh harus mengorbankan yang lain, misalnya uang yang seharusnya bisa pakai marketing, sales, pasang jaringan, dan lainnya," kata pria berkacamata ini.
Maka, Indosat Ooredoo tahun ini akan lebih fokus kembali ke bisnis telekomunikasi. Seperti diketahui penggunaan layanan data jadi primadona dibandingkan suara ataupun SMS. Indosat Ooredoo pun mencari agar dapat meningkatkan penggunaan data oleh para pelanggannya.
"Sekarang back to basic, core-nya di situ (telekomunikasi) yang selalu ada device, punya lisensi, frekuensi, itu kuncinya," sebutnya. (fyk/fyk)
Sebelumnya tepat pada 1 Juni 2017, salah satu layanan bisnis digital mereka yang bergerak di bidang e-commerce, yakni Cipika, berhenti beroperasi. Sebab, setelah bertahun-tahun dibangun oleh Indosat Ooredoo, Cipika dianggap belum mendapatkan hasil yang memuaskan bagi perusahaan.
Setelah sektor e-commere harus dimatikan, Indosat juga memberhentikan bisnis digital di sektor mobile payement. Kabar tersebut langsung diamini oleh CEO Indosat Ooredoo Alexander Rusli.
Dijelaskan oleh Alex bahwa bisnis digital yang digelutinya tidak sesuai harapan, sehingga Indosat Ooredoo saat ini lebih fokus memilih untuk kembali ke bisnis inti, yaitu telekomunikasi yang meliputi seluler, business to business (B2B), hingga fiber optik.
"Buktinya saya harus menghentikannya (Dompetku), "ujar Alex.
Alex menuturkan tidak ada yang salah dengan strateginya menjalankan bisnis digital, khususnya dalam hal ini layanan Dompetku. Namun, dikatakannya, karena merusak Earning Before Interest, Taxes, Depreciation, dan Amortization (EBITDA), itu membuat Indosat mengerem pengoperasian Dompetku.
"Apapun kalau spend (membelanjakan) itu merusak EBITDA, mau 0,1% atau berapa itu merusak EBITDA. Sudah empat tahun spending tapi penggunaannya baru naik kalau dikasih promosi, kayak e-commerce, sama," tuturnya.
Dengan demikian, maka tinggal Indonesia Mobile Exchange (IMX), sebuah solusi pemasangan iklan, yang masih bertahan di bisnis digital operator yang identik warna kuning dan merah ini.
Lebih lanjut, Alex mengatakan kalau investasi di bisnis digital tidak dapat diukur kedalamannya, berbeda dengan bisnis telekomunikasi yang selama ini dijalankannya.
"November ini, saya lima tahun jadi CEO. Dari tahun pertama jalani digital tapi gak ada yang berhasil. Ada revenue dan pengguna tapi gak berkelanjutan. Setiap mau tumbuh harus mengorbankan yang lain, misalnya uang yang seharusnya bisa pakai marketing, sales, pasang jaringan, dan lainnya," kata pria berkacamata ini.
Maka, Indosat Ooredoo tahun ini akan lebih fokus kembali ke bisnis telekomunikasi. Seperti diketahui penggunaan layanan data jadi primadona dibandingkan suara ataupun SMS. Indosat Ooredoo pun mencari agar dapat meningkatkan penggunaan data oleh para pelanggannya.
"Sekarang back to basic, core-nya di situ (telekomunikasi) yang selalu ada device, punya lisensi, frekuensi, itu kuncinya," sebutnya. (fyk/fyk)
Sumber
0 Response to "Ini Alasan Indosat Menyerah di Bisnis Digital"
Post a Comment