Langgar Privasi, Uber Digugat Korban Perkosaan

Jakarta - Seorang wanita yang diperkosa di India oleh seorang sopir Uber mendaftarkan gugatan keduanya ke Uber. Apa gugatannya?
Menurut si korban, eksekutif Uber melanggar hukum karena membaca dan menyebarkan catatan medis si korban terkait pemerkosaan tersebut. Si korban yang diperkosa oleh sopir Uber India pada 2014 itu mendaftarkan gugatannya itu secara anonim.
Dalam gugatan kedua ini, si korban menyebut Eric Alexander, VP Business Uber Asia mengambil dokumen rahasia milik korban yang berisi catatan medis yang dibuat dalam pemeriksaan korban setelah pemerkosaan.
Kemudian, Alexander membagikan catatan medis itu dengan Kalanick dan Emil Michael. Catatan medis itu kemudian didiskusikan antara mereka dan juga dengan staf Uber lain untuk mencari kemungkinan kalau gugatan si korban itu dibuat-buat, dengan tujuan untuk merusak bisnis Uber.
Gugatan itu sendiri didaftarkan di pengadilan Northern District of California, dengan tuduhan pelanggaran privasi dan pencemaran nama baik, demikian dikutip detikINET dari Ars Technica, Jumat (16/6/2017).
"Korban merasa sedih dengan langkah Uber dan para eksekutifnya, yang melanggar privasi catatan medisnya dari pemerkosaan itu, dan tanpa perasaan bersalah terhadap pelanggaran privasi tersebut mereka membagikan konten tersebut ke seluruh perusahaan," tulis pengacara si korban.
Ini adalah salah satu penyebab terjadinya sejumlah hal di internal Uber beberapa waktu terakhir, seperti pemecatan sejumlah eksekutifnya, termasuk Emil Michael dan Eric Alexander, serta mundurnya Kalanic dari posisi CEO. (asj/rns)
Menurut si korban, eksekutif Uber melanggar hukum karena membaca dan menyebarkan catatan medis si korban terkait pemerkosaan tersebut. Si korban yang diperkosa oleh sopir Uber India pada 2014 itu mendaftarkan gugatannya itu secara anonim.
Dalam gugatan kedua ini, si korban menyebut Eric Alexander, VP Business Uber Asia mengambil dokumen rahasia milik korban yang berisi catatan medis yang dibuat dalam pemeriksaan korban setelah pemerkosaan.
Kemudian, Alexander membagikan catatan medis itu dengan Kalanick dan Emil Michael. Catatan medis itu kemudian didiskusikan antara mereka dan juga dengan staf Uber lain untuk mencari kemungkinan kalau gugatan si korban itu dibuat-buat, dengan tujuan untuk merusak bisnis Uber.
Gugatan itu sendiri didaftarkan di pengadilan Northern District of California, dengan tuduhan pelanggaran privasi dan pencemaran nama baik, demikian dikutip detikINET dari Ars Technica, Jumat (16/6/2017).
"Korban merasa sedih dengan langkah Uber dan para eksekutifnya, yang melanggar privasi catatan medisnya dari pemerkosaan itu, dan tanpa perasaan bersalah terhadap pelanggaran privasi tersebut mereka membagikan konten tersebut ke seluruh perusahaan," tulis pengacara si korban.
Ini adalah salah satu penyebab terjadinya sejumlah hal di internal Uber beberapa waktu terakhir, seperti pemecatan sejumlah eksekutifnya, termasuk Emil Michael dan Eric Alexander, serta mundurnya Kalanic dari posisi CEO. (asj/rns)
Sumber
0 Response to "Langgar Privasi, Uber Digugat Korban Perkosaan"
Post a Comment