AI Kalahkan Gamer Dota 2 Paling Jago Sedunia
Jakarta - Danil Ishutin, lebih dikenal sebagai Dendi, adalah satu dari jajaran pemain Dota 2 paling jago sedunia. Namun ia masih tak bisa mengalahkan bot yang dibuat oleh OpenAI di game buatan Valve tersebut.
Saking telaknya kekalahan yang dialami Dendi dari OpenAI, ia akhirnya menyerah pada pertengahan game keduanya, dan meninggalkan game tersebut. Pertarungan keduanya secara 1 on 1, dan siapa pun yang pertama berhasil dua kali membunuh lawannya akan menjadi pemenang.
Pada game pertama, bot OpenAI terlihat sangat dominan yang membuat Dendi kebingungan. Bahkan si bot bisa mendapat 'first blood' dalam waktu relatif singkat. Dendi pun akhirnya menyerah pada pertandingan kedua, mengikuti jejak sejumlah pemain top lainnya yang mengalami nasib sama, seperti Artour 'Arteezy' Babaev dan Syed 'SumaiL' Sumain.
Bagi OpenAI, ini adalah sebuah pencapaian tersendiri, yang punya tujuan menciptakan artificial intelligence (AI) yang berguna untuk kehidupan manusia. OpenAI sendiri belajar bermain Dota dengan cara bermain melawan sesama AI, dan cuma membutuhkan waktu selama dua minggu.
"Kami melatihnya dengan hanya bermain melawan dirinya sendiri. Jadi kami tidak mengatur strategi apa pun, kami juga tak menyuruhnya belajar dari manusia, hanya sejak awal ia terus bermain melawan kopi dirinya sendiri. Ia mulai dari sesuatu yang benar-benar acak, lalu terus mendapat sedikit perbaikan sampai akhirnya ada di level pro," ujar Jakub Pahocki, peneliti di OpenAI.
Memang, OpenAI saat ini masih berkutat di pertandingan Dota 2 1 lawan 1, namun ke depannya mereka berencana akan membangun sekelompok bot yang bisa melawan tim manusia dalam pertandingan 5 lawan 5, seperti pertandingan Dota 2 pada umumnya, demikian dikutip detikINET dari Venture Beat, Sabtu (12/8/2017). (asj/rou)
Saking telaknya kekalahan yang dialami Dendi dari OpenAI, ia akhirnya menyerah pada pertengahan game keduanya, dan meninggalkan game tersebut. Pertarungan keduanya secara 1 on 1, dan siapa pun yang pertama berhasil dua kali membunuh lawannya akan menjadi pemenang.
Pada game pertama, bot OpenAI terlihat sangat dominan yang membuat Dendi kebingungan. Bahkan si bot bisa mendapat 'first blood' dalam waktu relatif singkat. Dendi pun akhirnya menyerah pada pertandingan kedua, mengikuti jejak sejumlah pemain top lainnya yang mengalami nasib sama, seperti Artour 'Arteezy' Babaev dan Syed 'SumaiL' Sumain.
Bagi OpenAI, ini adalah sebuah pencapaian tersendiri, yang punya tujuan menciptakan artificial intelligence (AI) yang berguna untuk kehidupan manusia. OpenAI sendiri belajar bermain Dota dengan cara bermain melawan sesama AI, dan cuma membutuhkan waktu selama dua minggu.
"Kami melatihnya dengan hanya bermain melawan dirinya sendiri. Jadi kami tidak mengatur strategi apa pun, kami juga tak menyuruhnya belajar dari manusia, hanya sejak awal ia terus bermain melawan kopi dirinya sendiri. Ia mulai dari sesuatu yang benar-benar acak, lalu terus mendapat sedikit perbaikan sampai akhirnya ada di level pro," ujar Jakub Pahocki, peneliti di OpenAI.
Memang, OpenAI saat ini masih berkutat di pertandingan Dota 2 1 lawan 1, namun ke depannya mereka berencana akan membangun sekelompok bot yang bisa melawan tim manusia dalam pertandingan 5 lawan 5, seperti pertandingan Dota 2 pada umumnya, demikian dikutip detikINET dari Venture Beat, Sabtu (12/8/2017). (asj/rou)
Sumber
0 Response to "AI Kalahkan Gamer Dota 2 Paling Jago Sedunia"
Post a Comment