Mau Pasang Internet Ngebut di Pesawat, Nokia Terbentur Regulasi

Jakarta - Bila tidak ada halangan, dalam waktu dekat Nokia akan mulai mengkomersialkan layanan LTE air-to-ground untuk beberapa maskapai penerbangan di kawasan Eropa. Indonesia apa bisa?
Dalam pemaparan teknologi LTE air-to-ground, Senin (12/6/2017) malam, Iman Hirawadi, Solution Manager Nokia Indonesia mengatakan bahwa bukan hal yang mustahil bila menerapkan teknologi itu untuk penerbangan di Tanah Air. Bahkan, bila dibandingkan dengan Eropa, pembangunan infrastruktur untuk layanan ini akan lebih sedikit.
"Untuk peluncuran di Eropa yang akan berlangsung akhir kuartal tiga ini, sudah ada 300 site atau BTS (Base Transceiver Station). Nah, untuk Indonesia secara keseluruhan hanya sekitar 40 sampai 50 site," ucap Iman.
Karena Indonesia merupakan negara kepulauan, maka infrastruktur dibangun di pesisir pantai. "Kalau kita lihat rute penerbangan di Indonesia, khususnya Jawa dan Sumatera, melintang di pinggir pantai. Infrastruktur ini bisa dibangun di sana," terangnya.
Masalah pembangunan infrastruktur sebenarnya bukan menjadi permasalahan atau kendala utama. Menurut Iman yang menjadi kendala adalah regulasi di Indonesia.
Seperti dipaparkan Iman, teknologi LTE air-to-ground ini memanfaatkan band 65, di mana spektrumnya belum dialokasikan di Indonesia. Inilah yang menjadi tantangan Nokia bila ingin membangun layanan ini di Indonesia.
Pihak Nokia sendiri, dikatakan Iman memang belum ada pembahasan dengan pemerintah. "Saat ini kami sedang fokus peluncuran di Eropa. Bila sukses, tidak menutup kemungkinan akan diterapkan di negara-negara lain," pungkasnya.
(mag/yud)
Dalam pemaparan teknologi LTE air-to-ground, Senin (12/6/2017) malam, Iman Hirawadi, Solution Manager Nokia Indonesia mengatakan bahwa bukan hal yang mustahil bila menerapkan teknologi itu untuk penerbangan di Tanah Air. Bahkan, bila dibandingkan dengan Eropa, pembangunan infrastruktur untuk layanan ini akan lebih sedikit.
"Untuk peluncuran di Eropa yang akan berlangsung akhir kuartal tiga ini, sudah ada 300 site atau BTS (Base Transceiver Station). Nah, untuk Indonesia secara keseluruhan hanya sekitar 40 sampai 50 site," ucap Iman.
Karena Indonesia merupakan negara kepulauan, maka infrastruktur dibangun di pesisir pantai. "Kalau kita lihat rute penerbangan di Indonesia, khususnya Jawa dan Sumatera, melintang di pinggir pantai. Infrastruktur ini bisa dibangun di sana," terangnya.
Masalah pembangunan infrastruktur sebenarnya bukan menjadi permasalahan atau kendala utama. Menurut Iman yang menjadi kendala adalah regulasi di Indonesia.
Seperti dipaparkan Iman, teknologi LTE air-to-ground ini memanfaatkan band 65, di mana spektrumnya belum dialokasikan di Indonesia. Inilah yang menjadi tantangan Nokia bila ingin membangun layanan ini di Indonesia.
Pihak Nokia sendiri, dikatakan Iman memang belum ada pembahasan dengan pemerintah. "Saat ini kami sedang fokus peluncuran di Eropa. Bila sukses, tidak menutup kemungkinan akan diterapkan di negara-negara lain," pungkasnya.
(mag/yud)
Sumber
0 Response to "Mau Pasang Internet Ngebut di Pesawat, Nokia Terbentur Regulasi"
Post a Comment